Liputan6.com, Jakarta Kolaborasi merupakan kunci pengembangan kewirausahaan untuk desa wisata, utamanya dalam mendorong kembali bangkitnya pariwisata pascapandemi, demikian Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata, Florida Pardosi.
"Kita perlu komunikasi, tukar pikiran, agar kita juga tahu apa kelebihan dan kekuatan desa masing-masing. Kita butuh networking, karena kita tidak bisa kerja sendiri dan maju sendirian," kata Florida dikutip dari Antara, Selasa (22/11/2022).
Baca Juga
Untuk itu, Florida menggarisbawahi perlunya kolaborasi dalam setiap desa wisata, termasuk antara aparat desa dengan warga. "Kepemimpinan kepala desa pengaruhnya sangat besar untuk keberlangsungan perkembangan desanya," kata Florida.
Advertisement
Untuk itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar pelatihan Pengembangan Kewirausahaan Desa Wisata sekaligus di dua Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) secara bersamaan pada 20-25 November 2022.
Pelatihan digelar bagi pelaku pariwisata desa wisata sekitar kawasan DPP Danau Toba, bertempat di Kabupaten Karo melibatkan peserta dari Kabupaten Samosir, dan Simalungun.
Sementara untuk Kawasan DPP Bromo-Tengger-Semeru dilaksanakan di Pasuruan, dengan peserta yang berasal dari Kabupaten Pasuruan, Malang, Probolinggo, dan Lumajang.
Pelatihan Sadar Wisata 5.0, diperuntukkan bagi para pelaku pariwisata, meliputi tiga paket materi. Yakni Paket A dan B yang telah terselenggara sebelumnya, serta Paket C tentang Kewisausahaan Desa Wisata.
Pelatihan
Sementara itu, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Martini Mohamad Paham mengatakan melalui pelatihan Paket C, peserta akan belajar menjadi wirausaha yang andal melalui empat materi pembelajaran.
"Manajemen SDM, digital marketing, digital keuangan, dan business planning adalah empat materi yang akan disampaikan," kata Martini.
Usai menuntaskan pelatihan, peserta akan menyusun proposal program pengembangan pariwisata bagi desa masing-masing dalam mendapatkan pendampingan dari para master trainer.
Pendampingan akan terselenggara secara daring maupun luring, berlangsung Januari hingga September 2023, dilanjutkan dengan tahapan penilaian pada bulan Oktober, serta apresiasi pada November 2023 mendatang.
Dengan terlaksananya pelatihan Paket C di Kabupaten Karo dan Pasuruan ini nanti, maka tuntas pula rangkaian pelatihan pada para pelaku pariwisata di enam lokus kegiatan yakni Labuan Bajo, Lombok, Danau Toba, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, Bromo-Tengger-Semeru, dan Wakatobi.
Berikutnya dengan dipimpin local champion dari tiap desa, peserta diharuskan menyusun proposal pengembangan desa wisata masing-masing dan meneruskan seluruh tahap Kampanye Sadar Wisata 5.0 yang akan berpuncak pada kegiatan apresiasi pada akhir 2023.
Advertisement
Sandiaga Uno: Desa Wisata Jadi Lokomotif Kebangkitan Pariwisata Daerah
Gelar tahap kedua pelatihan bagi pelaku pariwisata di Kawasan Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (BYP), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong pelaku wisata desa dapat menemukan dan mengenali potensi pengembangan desa guna menyusun proposal proyek menuju desa wisata mandiri.
Pelatihan Pengembangan Kewirausahaan Desa Wisata ini dilaksanakan dalam dua tahap, yakni pada 22-27 Oktober dan 23-28 Oktober 2022 untuk 20 kampung/desa wisata, serta bertempat di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Pelatihan kewirausahaan ini merupakan kegiatan yang termasuk dalam rangkaian kegiatan Kampanye Sadar Wisata 5.0 yang bertujuan mendukung peningkatan dan penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) andal dan profesional di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.
Acara ini jadi bagian dari Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB), yang sebelumnya telah disampaikan oleh Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, mencakup 6 Destinasi Prioritas Pariwisata, mulai dari Danau Toba, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, Bromo-Tengger-Semeru, Lombok, Labuan Bajo dan Wakatobi.
“Melalui berbagai pelatihan yang diberikan, harapannya kampung atau desa wisata mampu terus berbenah diri meningkatkan keterampilan dan kapasitasnya, sehingga menjadi desa wisata mandiri, memiliki daya saing, serta menjadi lokomotif kebangkitan perekonomian di sektor parekraf,” tutur Menparekraf Sandiaga Uno, dikutip Senin (24/10/2022).
Kualitas dan kompetensi SDM pariwisata berperan signifikan dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata, termasuk di desa wisata. Seperti dikatakan Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini Mohamad Paham, pada kesempatan terpisah.
“Upaya mensinergikan desa dengan pariwisata, dapat dilakukan dengan pendekatan 3C (commitment, competence, champion). Yakni membangun komitmen pemerintah daerah, didukung kompetensi masyarakat untuk mengembangkan desanya sebagai desa wisata. Kemudian champion, yaitu dengan menciptakan agen perubahan melalui masyarakat unggul yang berkontribusi bagi perekonomian,” jelasnya.
Terkait champion dimaksud, terdapat 1 orang local champion yang dipilih dari setiap desa wisata yang mengikuti pelatihan. Local champion ini menjadi pemimpin dari 15 orang peserta atau perwakilan dari masing-masing desa wisata.
Local Champion
Local champion memiliki andil besar untuk pengembangan desa wisata menuju desa wisata mandiri. Tidak berhenti pada jenjang menimba ilmu, para local champion ini juga diharapkan dapat menyusun proposal projek guna peningkatan kepariwisataan di desa masing-masing.
Hal tersebut disampaikan langsung Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf Florida Pardosi saat membuka pelatihan terkait kewirausahaan bagi pelaku pariwisata di wilayah BYP.
“Para local champion diharapkan menyusun proposal atau projek, bagaimana mereka menemukenali, mengindetifikasikan kebutuhan tiap desa wisata, sehingga mempunyai ‘keranjang belanja’ untuk desanya agar menjadi desa wisata mandiri,” paparnya, Sabtu (22/10).
Florida mendorong para peserta untuk memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan mengikuti 17 modul pelatihan, terlebih mengingat belum semua desa wisata di Indonesia bisa memperoleh kesempatan berharga ini.
Pesan ini juga menjadi harapan Husni Eko Prabowo dari Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta yang hadir pada pembukaan kegiatan di lokasi pertama pada Sabtu (22/10). Selain menyampaikan apresiasi atas terpilihnya wilayah BYP sebagai lokasi pelatihan, Husni mengatakan bahwa pemilihan tersebut sangat tepat, karena pelaku pariwisata adalah aset penting bagi Kota Yogyakarta.
“Pelaku pariwisata di Yogyakarta menyadari bahwa hidup kami lebih banyak dari pariwisata. PAD (Pendapatan Asli Daerah) kami, 70 persen berasal dari sektor pariwisata. Kami tidak punya Sumber Daya Alam, jadi apa pun yang ada di kota Yogyakarta kami ingin jadikan sebagai destinasi. Sudah menjadi tekad kami bahwa sejengkal tanah pun di kota Yogyakarta bisa jadi destinasi wisata,” kata Husni.
Advertisement